Ilustrasi ciri-ciri hikayat sebagai karya sastra, sumber Pixabay/StocksnapHikayat merupakan salah satu karya sastra lama yang memiliki ciri khas tersendiri. Ciri-ciri hikayat tentu saja berbeda dengan karya sastra lainnya. Apalagi penulisan hikayat juga mayoritas menggunakan bahasa Melayu hikayat berasal dari kata kerja haka dari bahasa Melayu yang artinya menceritakan atau mengatakan sesuatu kepada orang lain. Dalam artikel ini diuraikan penjelasan beserta ciri-ciri hikayat selengkapnya. Ciri-Ciri Hikayat sebagai Karya Sastra yang Mudah DikenaliIlustrasi ciri-ciri hikayat sebagai karya sastra, sumber Pixabay/Daria GlowdoskaDijelaskan dalam buku "Think Smart Bahasa Indonesia" hal. 80-81, Ismail Kusmayadi menuliskan bahwa hikayat adalah jenis cerita Melayu Lama yang mengisahkan kebesaran dan kepahlawanan orang ternama, raja, orang suci, di sekitar lingkungan istana yang memiliki kesaktian, keahlian, atau mukjizat. Kadang kala penulisannya mirip dengan sejarah atau berbentuk riwayat karya sastra, hikayat dapat dikenali dari ciri-cirinya sebagai prosa anonim, tidak diketahui siapa dalam struktur dan ejaan bahasa Melayu lama, banyak menggunakan kata-kata arkhais yang sudah tidak lazim digunakan saat besar ceritanya berkisar dalam kehidupan istana atau riwayat seorang raja atau orang berbentuk prosa yang panjang, bersifat kaku dan tetapUnsur rekaan merupakan ciri yang menonjol. Bersifat pralogis sehingga banyak kisah hikayat yang tidak dapat diterima oleh dibangun oleh dua unsur, yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik terdiri dari tema, latar, alur, amanat, tokoh, watak, sudut pandang, dan gaya bahasa. Sedangkan unsur ekstrinsik hikayat berhubungan dengan latar belakang cerita, misal budaya, adat, agama, nilai dan norma terbagi dari beberapa jenis berdasar pada isi dan asal daerahnya. Berdasarkan isi hikayat terbagi menjadi cerita rakyat, epos India, kisah dari Jawa, cerita Islam, Sejarah Biografi, dan cerita Bertingkat. Dilihat dari asal daerahnya, hikayat terdiri dari Melayu Asli, pengaruh Jawa, pengaruh Hindu India, Pengaruh Arab - pada masa Melayu klasik, salah satu ciri-ciri hikayat yang masih menggunakan bahasa Melayu klasik tidak jarang membuat pembaca sulit untuk mengerti. Meskipun demikian, penulisan hikayat memiliki tujuan untuk membangkitkan semangat, menghibur pembaca, dan menyampaikan nilai-nilai leluhur. SR